• Berita

BEM Faperta UWP Sulap Pakcoy Hidroponik Jadi Kerupuk Bawang Berbasis E-Commerce di Gresik

  • 03 Oct 2025
  • Berita Fakultas

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya sukses melaksanakan program pemberdayaan masyarakat bertajuk "Pengembangan Desa Wirausaha Sentra Kerupuk Bawang Pakcoy Melalui Inovasi Produk dan Pemasaran Digital". Program ini berlokasi di Desa Karangcangkring, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.

Program ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 yang bertujuan meningkatkan kontribusi mahasiswa dalam pembangunan desa melalui inovasi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Program ini menyasar Kelompok PKK Desa Karangcangkring sebagai mitra utama. Inovasi produk berawal dari tanaman pakcoy yang dibudidayakan oleh PKK, yang merupakan hasil pendampingan budidaya hidroponik oleh BEM Faperta UWP pada PPK Ormawa tahun 2024.

Hasil panen pakcoy hidroponik tersebut dikreasikan menjadi kerupuk bawang pakcoy—produk camilan sehat dengan nilai jual tinggi dan potensi pasar luas.

Dwiyana Anela Kurniasari, S.P., M.Si., selaku dosen pembimbing, menjelaskan bahwa pemilihan kerupuk bawang pakcoy tidak hanya berdasarkan ketersediaan bahan baku, tetapi juga memperhatikan aspek gizi, daya tahan produk, dan potensi pengembangan usaha.

“Inovasi kerupuk bawang pakcoy adalah hasil dari kolaborasi ide antara mahasiswa dan masyarakat. Kami ingin menghadirkan produk yang mudah diproduksi, disukai konsumen, dan punya nilai ekonomi tinggi,” jelas Dwiyana.

Program ini melibatkan langsung ibu-ibu PKK Desa Karangcangkring sebagai pelaku utama produksi. Mereka diberikan pelatihan intensif mulai dari proses pembuatan kerupuk, penanganan pasca-produksi, pengemasan, hingga teknik pemasaran modern berbasis digital.

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Karangcangkring, Fenni Fuadiyah, menyambut antusiasme program ini karena memberikan peluang usaha baru dan menambah pendapatan keluarga.

“Kami sangat senang dilibatkan. Ibu-ibu di sini semangat sekali bisa membuat kerupuk pakcoy. Ini bisa jadi peluang usaha baru bagi kami, apalagi sekarang sudah diajarkan cara menjual lewat media sosial dan marketplace,” tuturnya.

Ketua Tim PPK Ormawa Fakultas Pertanian UWP, Khilya Al Majida, menambahkan bahwa pendampingan ini mencakup pembuatan konten promosi, pengelolaan akun media sosial (Instagram Bisnis, WhatsApp Bisnis), desain label produk, hingga pendaftaran ke marketplace seperti Shopee.

“Kami ingin meninggalkan sesuatu yang bisa terus berjalan meski program sudah selesai. Maka kami fokus pada edukasi, pelatihan, dan membangun sistem agar kelompok PKK bisa mandiri secara produksi dan pemasaran,” jelas Khilya.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Karangcangkring, Bapak Mansur, yang menilai kehadiran mahasiswa membawa angin segar bagi pemberdayaan perempuan. Pemerintah desa berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan usaha kerupuk bawang pakcoy.

Program ini menjadi bukti nyata implementasi Kampus Berdampak dan visi Universitas Wijaya Putra sebagai Sociopreneur University, di mana mahasiswa terjun langsung membawa perubahan.

“Ini bukan hanya soal kerupuk pakcoy, tapi tentang bagaimana desa bisa mandiri, kreatif, dan melek digital,” tutup Khilya Al Majida.

Melalui sinergi ini, Desa Karangcangkring kini tengah tumbuh sebagai desa wirausaha berbasis perempuan dan digital.