RANGKAIAN DIES NATALIS WIJAYA PUTRA KE- 44, BEM UWP GELAR SEMINAR TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN
Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Wijaya Putra (BEM UWP) menggelar seminar bertajuk
"Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Era Digital : Aspek Hukum dan
Pencegahan" pada Jum'at, 24 Januari 2025.
Narasumber pada
seminar tersebut adalah Tis'at Afriyandi, S.H., M.H., yang merupakan akademisi
sekaligus advokat pada Surabaya Children Crisis Center (SCCC) dan Aironi
Zuroida, M.Psi., Psikolog yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas
Wijaya Putra serta dipandu oleh moderator yakni Puguh Alexander dari BEM UWP.
Pada sesi pemaparan, Tis'at Afriyandi mengawali dari
fakta masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya bersumber dari kekerasan yang muncul
dari penggunaan internet.
"Ada Cyber Bullying, Cyber Fraud, Porn, Cyber
Gambling, dan Cyber Stalking.
Inilah yang harus menjadi perhatian dalam perkembangan dunia digital.",
paparnya.
Ia memaparkan
bahwa modus kejahatan terhadap anak dan perempuan dalam dunia digital di
antaranya melalui profiling, grooming,
transmisi, dan eksploitasi. Oleh karenanya, negara menaruh perhatian khusus
dengan memberi perlindungan hukum bagi anak dan perempuan.
"Indonesia
telah memberikan perlindungan melalui sejumlah peraturan perundang-undangan
seperti UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, UU Kekerasan Anak, UU ITE dan
sebagainya. Namun masyarakat masih awam terhadap peraturan tersebut, sehingga
tugas kita bersama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.",
ujarnya.
Selanjutnya,
narasumber kedua yakni Aironi Zuroida membahas dari sudut pandang psikologis.
Ia memaparkan bahwasanya kekerasan digital salah satunya terjadi karena
penyebaran konten kekerasan dan penghinaan yang tersebar secara luas sehingga
dianggap suatu hal yang wajar bagi masyarakat.
"Akibatnya, empati masyarakat terhadap korban
menjadi berkurang", kata Aironi.
Ia menekankan langkah-langkah preventif dan represif
untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak dan perempuan tersebut. Salah
satunya ia menekankan peran penting dari keluarga.
“Kedua orang tua dituntut berperan aktif dalam
pengasuhan, termasuk peran sang ayah. Terlebih
Indonesia merupakan negara dengan tingkat Fatherless yang tinggi di dunia.”
Ujarnya.
Di samping itu, ia
menambahkan bahwa peran dari Pemerintah, komunitas termasuk universitas juga
penting untuk membangun masyarakat yang harmonis baik pencegahan preventif
maupun kuratif. Kolaborasi antar stakeholder terkait menjadi kunci terpenting.
Antusiasme tampak dari banyaknya pertanyaan yang
disampaikan oleh para peserta seminar. Peserta seminar berasal dari segenap
civitas akademika Universitas Wijaya Putra dan Sekolah Wijaya Putra serta
sejumlah perwakilan sekolah SMA sederajat se-Surabaya Barat.
Ketua Biro Kemahasiswaan dan CDC, Suprayoga, S.E., M.Si.,
pada sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka Dies Natalis Wijaya Putra Ke-44. Ia menyampaikan bahwa seluruh
rangkaian kegiatan Dies Natalis dilaksanakan sejalan dengan visi Wijaya Putra
yakni Unggul, Sociopreneur dan Publikasi.
"Semoga kajian ini dapat membawa civitas akademika
Wijaya Putra menjadi lebih kritis terhadap permasalahan sosial seperti
kekerasan perempuan dan anak, sejalan dengan visi Universitas Wijaya
Putra", tandasnya.