Workshop Peninjauan Kurikulum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Putra
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) Perguruan Tinggi perlu meredisain kegiatan Tri Dharma PT nya,
salah satunya dengan melakukan peninjauan kurikulum. Peninjauan kurikulum bagi
Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan dalam upaya
mewujudkan, serta meningkatkan kualitas Pendidikan dan terutama untuk
menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan kompetensi di dunia kerja. Program
Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Wijaya Putram menggelar
workshop Peninjauan Kurikulum pada Rabu, 3 Agustus 2022. Workshop yang
diselanggarakan secara daring ini mengundang para stakehorder yang berasal dari
praktisi dan pengguna lulusan antara lain BKD Provinsi Jawa Timur, BKPSDM Pemerintah Kota Surabaya,
Balitbang Provinsi Jatim, Bappeda Sumenep, Bakesbang Bondowoso, perwakilan dari
Kecamatan Pamekasan, Kecamatan Pakal, RSUD Sidoarjo, Ketua Asosiasi Kepala Desa
Gresik dan Pamekasan. Selain itu juga dihadiri oleh Pengurus DPD IAPA Jatim dan
dari unsur LSM yaitu Fitra Jatim serta perwakilan dosen, alumni dan
mahasiswa. Workshop ini berlangsung
secara interaktif dan efektif dipandu oleh Ida Syafriani, M.Si (Wakil
Dekan 1 Fisip Unija) selaku moderator.
Dalam workshop ini banyak masukan dari para stakeholder yang
sangat konstruktif guna menyempurnakan kurikulum di program studi administrasi
negara atau administrasi public. Menurut Bagus Udiansyah, S.STP., M.Sos. dari
BKD Provinsi Jawa Timur, salah satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah
pentingnya integritas serta kompetensi manejerial, teknis dan sosiokultural yang
perlu dimiliki para lulusan. Ditambahkan oleh Sekretaris BPKSDM Pemkot Surabaya
ibu Mamik Suparmi, M.Pd. bahwa mahasiswa tidak hanya perlu memiliki kompetensi akademik tetapi juga perilaku, untuk itu perlu
didorong mengikuti magang sehingga mereka siap memasuki dunia kerja. Salah satu profil lulusan prodi Administrasi
Negara adalah sebagai Analis Kebijakan Publik dimana profesi ini tidak hanya
menuntut kemampuan analisis tetapi juga kemapuan yang perlu ditunjang dengan
kompetensi dasar yaitu manajemen diri dan membangun tim, demikian paparan dari
Vinda Tyas R., S.IAN. salah satu Analis Kebijakan di Balitbang Jatim. Sementara
itu Ketua Bappeda Sumenep, bpk Yayak Nurwahyudi menambahkan seorang analis
kebijakan juga perlu ditunjang dengan ketrampilan berkomunikasi. Tentu semua
masukan ini akan menjadi bahan pertimbangan utama bagi proses penyempurnaan
kurikulum, tentu prosesnya tidak instan melainkan secara bertahap yang akan
ditindak lanjuti di level fakultas dan program studi masing-masing.
Dari diskusi juga muncul salah satu isu yang menarik untuk
ditindaklanjuti adalah kebutuhan kompetensi SDM bidang administrasi pemerintah
desa dimana kompetensi ini merupakan kompetensi baru di program studi
administrasi negara, sehingga masih perlu dibahas secara lebih intensif, tegas
Dekan FIA Unira Dr. Fajar Surahman.
Workshop yang diprakarsai oleh Fisip Universitas Wijaya Putra
ini melibatkan beberapa Prodi sejenis dari 5 Perguruan Tinggi di Jatim yaitu
Fisip Universitas Wiraraja, FIA Universitas Madura, Fisip Universitas WR.
Supratman, FISIP Universitas Bhayangkara Sby, dan Fisip Universitas Bondowoso. Saat
ini pendekatan kolaboratif memang harus dikedepankan agar Pendidikan di
Indonesia benar-benar dapat meningkat kualitasnya, apalagi di era MBKM
Perguruan Tinggi didorong untuk menjalin Kerjasama dengan berbagai pihak guna
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa yang lebih komprehensif, tutur Dr.
Esa Wahyu Endarti Wakil Rektor bidang SDM UWP.
Dekan Fisip UWP, Dr. Sri Juni Woro Astuti dalam pembukaan
menegaskan bahwa tujuan mengadakan workshop
peninjauan kurikulum ini selain untuk menyerap masukan dari para stakeholder
juga untuk memenuhi Regulasi Kurikulum KKNI Berbasis Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM). Dimana adanya program MBKM ini, kurikulum program studi harus
dirancang sedemikian rupa lebih memberi kesempatan kepada mahasiswa dan dosen
untuk mengembangkan kompetensinya terutama dalam bentuk soft skill yang
beragam. Sehingga diharapkan hasil dari workshop ini nanti masing-masing
program studi dapat Menyusun rancangan kurikulum yg lebih adaptif, fleksibel
dan futuristic, tegasnya.